وَاطْلُبْ
لِعِلْمِ ثُمَّ لَقِّنْهُ الوَرَى عَظَّمْ
كَلَامَ الرَّبِّ وَاطْهُرْتُعْصَمُ
Dalam hal ini pengarang
kitab قمع التغيان
yaitu Syekh Muhammad Nawawi Albantani Aljawi, yaitu syarah dari kitab
nadzom شعب الايمان karangan dari Syekh Zaenuddin Almalabari,
menjelaskan tentang cabang iman yang ke tujuh belas, yaitu tentang Tolabul
‘ilmi (mencari ‘ilmu - وَاطْلُبْ لِعِلْم ).
Dari ‘Abdulloh Bin Mas’ud
berkata, telah bersabda Rosulalloh SAW : “Barang siapa mencari ‘ilmu satu bab
dari ‘ilmu-‘ilmu, kemudian mengambil manfa’at dari ‘ilmu tersebut untuk urusan
akheratnya maupun dunyanya, maka akan lebih baik kepada orang tersebut dari
pada urusan-urusan dunya selama tujuh ribu tahun berpuasa pada waktu siang hari
dan ber’ibadah pada malam harinya, adapun ‘ibadah-‘ibadah tersebut semuanya
diterima tidak ada yang ditolaq.”
Dari Mu’adz Bin Jabal
berkata, bersabda Rosulalloh SAW : “Carilah ‘ilmu oleh kalian, maka sesungguhnya
mencari ‘ilmu karena Alloh SWT semata itu adalah hal yang baik. Membaca ‘ilmu
itu tasbih, dan membicarakan ‘ilmu itu jihad, dan mencari ‘ilmu itu ‘ibadah,
dan menyampaikan ‘ilmu itu sodaqoh, dan mendekati ‘ulama dan keluarganya itu
akan membuat lebih dekat (gampang mencari ‘ilmu), dan berfikir tentang ‘ilmu
itu setara dengan ber’ibadah puasa, dan bermusyawaroh tentang ‘ilmu itu sepadan
dengan ber‘ibadah dimalam hari.”
Dan bersabda lagi
Rosulalloh SAW : “Carilah engkau ‘ilmu walaupun jalan antara engkau dengan
tempatnya ‘ilmu itu terdapat lautan dari api!”
Dan bersabda lagi
Rosulalloh SAW : “Carilah ‘ilmu sejak mulai dilahirkan ke dunya sampai saat
diquburkan.” Artinya carilah ‘ilmu disetiap waktu dan berbagai hal.
Telah
berkata sebagian ‘ulama salaf, jenis ‘ilmu itu ada empat macam :
- ‘ilmu fiqih untuk agama
- ‘ilmu dokter untuk kesehatan badan
- ‘ilmu nujum untuk mengetahui zaman
- ‘ilmu nahwu untuk mempelajari bahasa
Perlu
diketahui, sesungguhnya untuk mendapatkan ‘ilmu yang bemacam-macam, pertama
mencari ‘ilmu, kedua mendengarkan ‘ilmu yang disampaikan.
Maka
yang pertama disebut mencari ‘ilmu adalah yang menghasilkan ‘ilmu dengan terus
menerus mempelajarinya dan membaca Alquran dengan cara belajar kepada guru-guru.
Dan
yang kedua disebut mendengarkan ‘ilmu adalah berguru kepada para ‘ulama dengan
cara mendengarkan ‘ilmu yang disampaikan, baik permasalahan agama maupun dunya.
Hal
ini tidak akan mendapatkan ‘ilmu kecuali dengan mencintai para ‘ulama dan
bercampur baur dengan para ‘ulama, dan duduk di majlisnya para ‘ulama, dan
bertanyalah kepada para ‘ulama. Dan wajib berguru sunguh-sungguh berniat dengan
ingin menghasilkan ‘ilmu untuk mendapat ridho Alloh SWT untuk mencapai desa
akherat dan menghilangkan kebodohan dari diri pencari ‘ilmu dan dari seluruh kebodohan,
dan menghidupkan agama, dan tetap teguh beragama islam dengan ‘ilmu. Dan juga
berniatlah untuk mencari ‘ilmu itu karena syukur ni’mat sehat ‘aqal dan sehat
badan. Dan janganlah berniat karena ingin hanya terlihat oleh manusia saja dan tertarik
benda dunya, dan hanya memulyakan disebelah pemimpin saja, serta hal-hal
sejenisnya selain ha-hal tersebut.
Mohon
ma’af bila ada salah penafsiran, hal itu semata-mata dari hamba yang dho’if dan
fakir oleh ‘ilmu......
3
Muharrom 1440 H / 13 September 2018 M.
Dituqil
dari kitab : قمع التغيان
Karangan : Syekh Nawawi Albantani
Aljawi
Bab : Cabang Iman
ke-17 tentang Mencari ‘ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar