Senin, 17 September 2018

MENCARI ‘ILMU



وَاطْلُبْ لِعِلْمِ ثُمَّ لَقِّنْهُ الوَرَى  عَظَّمْ كَلَامَ الرَّبِّ وَاطْهُرْتُعْصَمُ

Dalam hal ini pengarang kitab قمع التغيان yaitu Syekh Muhammad Nawawi Albantani Aljawi, yaitu syarah dari kitab nadzom شعب الايمان karangan dari Syekh Zaenuddin Almalabari, menjelaskan tentang cabang iman yang ke tujuh belas, yaitu tentang Tolabul ‘ilmi (mencari ‘ilmu - وَاطْلُبْ لِعِلْم ).
Dari ‘Abdulloh Bin Mas’ud berkata, telah bersabda Rosulalloh SAW : “Barang siapa mencari ‘ilmu satu bab dari ‘ilmu-‘ilmu, kemudian mengambil manfa’at dari ‘ilmu tersebut untuk urusan akheratnya maupun dunyanya, maka akan lebih baik kepada orang tersebut dari pada urusan-urusan dunya selama tujuh ribu tahun berpuasa pada waktu siang hari dan ber’ibadah pada malam harinya, adapun ‘ibadah-‘ibadah tersebut semuanya diterima tidak ada yang ditolaq.”
Dari Mu’adz Bin Jabal berkata, bersabda Rosulalloh SAW : “Carilah ‘ilmu oleh kalian, maka sesungguhnya mencari ‘ilmu karena Alloh SWT semata itu adalah hal yang baik. Membaca ‘ilmu itu tasbih, dan membicarakan ‘ilmu itu jihad, dan mencari ‘ilmu itu ‘ibadah, dan menyampaikan ‘ilmu itu sodaqoh, dan mendekati ‘ulama dan keluarganya itu akan membuat lebih dekat (gampang mencari ‘ilmu), dan berfikir tentang ‘ilmu itu setara dengan ber’ibadah puasa, dan bermusyawaroh tentang ‘ilmu itu sepadan dengan ber‘ibadah dimalam hari.”
Dan bersabda lagi Rosulalloh SAW : “Carilah engkau ‘ilmu walaupun jalan antara engkau dengan tempatnya ‘ilmu itu terdapat lautan dari api!”
Dan bersabda lagi Rosulalloh SAW : “Carilah ‘ilmu sejak mulai dilahirkan ke dunya sampai saat diquburkan.” Artinya carilah ‘ilmu disetiap waktu dan berbagai hal.
Telah berkata sebagian ‘ulama salaf, jenis ‘ilmu itu ada empat macam :
  1.   ‘ilmu fiqih untuk agama
  2.   ‘ilmu dokter untuk kesehatan badan
  3.   ‘ilmu nujum untuk mengetahui zaman
  4.   ‘ilmu nahwu untuk mempelajari bahasa

Perlu diketahui, sesungguhnya untuk mendapatkan ‘ilmu yang bemacam-macam, pertama mencari ‘ilmu, kedua mendengarkan ‘ilmu yang disampaikan.
Maka yang pertama disebut mencari ‘ilmu adalah yang menghasilkan ‘ilmu dengan terus menerus mempelajarinya dan membaca Alquran dengan cara belajar kepada guru-guru.
Dan yang kedua disebut mendengarkan ‘ilmu adalah berguru kepada para ‘ulama dengan cara mendengarkan ‘ilmu yang disampaikan, baik permasalahan agama maupun dunya.
Hal ini tidak akan mendapatkan ‘ilmu kecuali dengan mencintai para ‘ulama dan bercampur baur dengan para ‘ulama, dan duduk di majlisnya para ‘ulama, dan bertanyalah kepada para ‘ulama. Dan wajib berguru sunguh-sungguh berniat dengan ingin menghasilkan ‘ilmu untuk mendapat ridho Alloh SWT untuk mencapai desa akherat dan menghilangkan kebodohan dari diri pencari ‘ilmu dan dari seluruh kebodohan, dan menghidupkan agama, dan tetap teguh beragama islam dengan ‘ilmu. Dan juga berniatlah untuk mencari ‘ilmu itu karena syukur ni’mat sehat ‘aqal dan sehat badan. Dan janganlah berniat karena ingin hanya terlihat oleh manusia saja dan tertarik benda dunya, dan hanya memulyakan disebelah pemimpin saja, serta hal-hal sejenisnya selain ha-hal tersebut.
Mohon ma’af bila ada salah penafsiran, hal itu semata-mata dari hamba yang dho’if dan fakir oleh ‘ilmu......
3 Muharrom 1440 H / 13 September 2018 M.
Dituqil dari kitab            : قمع التغيان
Karangan                      : Syekh Nawawi Albantani Aljawi
Bab                              : Cabang Iman ke-17 tentang Mencari ‘ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar