وَاطْلُبْ
لِعِلْمِ ثُمَّ لَقِّنْهُ الوَرَى عَظَّمْ
كَلَامَ الرَّبِّ وَاطْهُرْ تُعْصَمُ
Bersuci
(وَاطْهُرْ تُعْصَمُ) adalah termasuk cabang iman yang ke-20
dalam kitab syarah قمع
التغيان karangan Syekh Nawawi Albantani Aljawi.
Telah
berfirman Alloh SWT :
يأ
يها الذين آ منوا اذا قمتم الى الصلاة فاغسلوا
وجوهكم وايديكم الى المرافق وامسحوا برءكوسكم وأرجلكم الى الكعبين وان كنتم جنبا
فا طهروا وان كنتم مرضى او على سفر او جاء أحد منكم من الغا ءط او لا مستم لنساء فلم
تجدوا ما ء فتيمموا صعيدا فامسحوا بوجوهكم وأيديكم منه
Ma’nanya
wallohu a’lamu bihaqiqotil murodh...
Telah
bersabda Rosulalloh SAW : الطهور شطر الايمان
“Bersuci
itu adalah sebagian daripada iman.”
Telah
berkata Syekh Suhaemi : “lafazd الطهور dengan dhomah tho, artinya berwudhu sebangsa
dzohiriah dan bathiniah, itu adalah sebagian iman yang diibaratkan mendapatkan ganjaran
(pahala).”
Telah
berkata Syekh Hatim li’ashom Bin Yusuf : “dimana-mana telah hadir / datang waktu
sholat, maka berwudhulah dengan dua wudhu, yaitu wudhu dzohir dan wudhu
bathin.”
Telah
bertanya Syekh ‘Ashom kepada beliau : “seperti apakah berwudhu dzohir ? dan
seperti apakah berwudhu bathin ?”
Kemudian
Syekh Hatim li’ashom Bin Yusuf menjawab :
“Adapun
yang dimaksud dengan wudhu dzohir itu adalah cukup dengan berguru untuk
mengetahui bagaiman tata cara berwudhu secara lahiriah kepada seorang guru,
bagaimana peraktek-perakteknya, itu biasanya diatur dalam piqih, seperti dalam
kitab safinatun naja, kitab riyadhul badi’ah, dll.”
“Adapun
yang dimaksud wudhu bathin maka itu adalah engkau harus bertobat, meninggalkan malas-malasan,
meninggalkan unek-unek (iri hati; dengki), tidak menipu (berbohong), tidak ragu-ragu
(bimbang), tidak takabur (sombong), meninggalkan terlalu cinta / senang pada kedunyawian,
meninggalkan ingin selalu disanjung oleh sesama makhluq, meninggalkan keinginan
untuk jadi seorang pemimpin, dll.“
Sebagaimana
dengan bahasan tadi, pengarang kitab, yaitu Syekh Nawawi Albantani Aljawi
menerangkan bahwa lafadz تعصم dengan
dhomah mim itu adalah untuk memantaskan mubtada pada tempat jazm fi’il amar.
Sedangkan takdirnya adalah فأنت تعصم من البلاء
(maka engkau telah dijaga dari segala musibah). Maka sesungguhnya bersuci itu
mencegah dari segala musibah.
Seperti
telah meriwayatkan sebagian ‘ulama : telah berkata Sayyidina ‘Umar RA,
“Sesungguhnya wudhu yang bagus (benar sesuai dengan bahasan-bahasan di atas) itu
akan menguncimu dari godaan syaeton....”
Demikian
disampaikan tentang tuqilan cabang iman ke-20 ini, mohon ma’af bila ada salah
penafsiran, hal itu semata-mata dari hamba yang dho’if dan fakir oleh
‘ilmu......
14
Muharrom 1440 H / 24 September 2018 M.
Dituqil
dari kitab : قمع التغيان
Karangan : Syekh Nawawi Albantani
Aljawi
Bab : Cabang Iman
ke-20 tentang Bersuci