Kamis, 03 September 2015

BERBAIK HATI


A'UDZUBULLAHIMINASY SYAITHOONIRROJIIM ....
BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM..

Assalaamu'alaikum warohmatullohi wabarokaatuh...
Man arodaljannati (ae assururi) fiddun-ya wal akhiroti fa’alaihi bissakhowati li an assakho qoriban ilaljannati wa ba’idan minannari…  (wallohu a’lamu bissowab)..
Barang siapa mengharapkan surga (artinya tempat kebahagiaan) di dalam dunia dan akherat maka tetaplah engkau dengan bersikap baik, karena sesungguhnya sikap baik itu dekat dengan surga dan jauh dari neraka….
Dari Siti A’isyah R.A berkata, telah bersabda Rosululloh SAW : “Orang baik itu adalah dekat kepada Alloh Ta’ala, dekat kepada orang-orang (baik), dekat dengan surga dan Jauh dengan neraka. Dan orang kikir itu jauh kepada Alloh Ta’ala, jauh kepada orang-orang (baik), jauh dengan surga dan dekat dengan neraka. Orang bodoh tetapi baik hati itu lebih disenangi Alloh Ta’ala dari pada orang yang selalu beribadah tetapi kikir.”
Dari pirang-pirang hikayat Alkaroma-I :
Bahwasanya Sayyidina Hasan, Husen dan ‘Abdulloh Ibnu Ja’far keluar dari Madinah karena hendak menunaikan ibadah haji di Mekkah. Mereka melakukan perjalan jauh yang sangat berat, maka mereka pun merasa kelelahan dan sangat haus. Maka melewatlah dengan membawa tepung gandum seorang nenek dan juga seekor domba (dan melihat kondisi mereka yang sangat keletihan), maka diperahlah susu domba oleh nenek tersebut, lalu memberinya minum nenek tersebut kepada mereka susu domba yang telah diperas tadi, lalu disembelihlah domba tersebut oleh si nenek untuk makan mereka.
Maka setelah waktu yang lama (setelah berada di Madinah), melihatlah Sayyidina Hasan kepada nenek yang telah memberikan makan dan minum tersebut sedang berada di Madinah, maka Sayyidina Hasan pun masih mengenal nenek tersebut (dan mengingat jasanya). Maka diberilah nenek tersebut 1000 ekor domba dan 1000 uang dirham. Lalu diutuslah nenek tersebut oleh Sayyidina Hasan kepada saudaranya, yaitu Sayyidina Husen, maka diberi pula hal yang serupa si nenek tersebut oleh Sayyidina Husen. Lalu diutuslah nenek tersebut oleh Sayyidina Husen kepada anak nya Ja’far  Atthoyar (‘Abdulloh Ibnu Ja’far). Maka diberilah nenek tersebut 1000 ekor domba dan 1000 uang dirham. Berkata Ja’far  Atthoyar : “Jikalau setelah nenek tersebut bertemu denganku, maka pasti ku robah jumlah domba dan dinarnya pada saat kembali ke Mekkah menjadi 4000 ekor domba dan 4000 uang dinar.”
Semoga dapat menambah ilmu, khususnya untuk saya, dan umumnya untuk para pembaca. Terima kasih.
Maaf bila ada kesalahan penuqilan, itu datangnya karena dari hamba yang do’if dan fakir akan ‘ilmu.

Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokaatuh...
 
Kamis, 19 dzulqongidah (hafit) 1436 H / 03 September 2015.

Dituqil dari          : Kitab Nosuahul ‘Ibad
Karangan           : Syekh Nawawi Al-Jawi Al-Bantani
Bab                    : Babul ‘Asyaro, Maqolah Attasyi’atu Wal Isyruna dari penjelasan kitab Tauret ke 15 oleh
                            Syehk Wahhab Bin Munabah